Anwar Sanusi: Difabel yang Menjadi Penggerak Inklusi Difabel dari Desa Trebungan Situbondo
Desa Trebungan adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo. Menurut laporan yang dirilis oleh BPS Kabupaten Situbondo dalam “Kecamatan Mangaran dalam Angka 2024”, luas Desa Trebungan adalah 5,59 km² dan jumlah penduduknya sebanyak 7.522 jiwa dengan 51% adalah perempuan. Jumlah penduduk tersebut menjadikan Desa Trebungan sebagai desa dengan penduduk terbanyak di Kecamatan Mangaran. Dari laporan yang sama, Desa Trebungan diketahui cukup dekat dengan ibu kota kabupaten, yakni hanya berjarak 5,5 km.
Seperti mayoritas desa-desa lain di Kabupaten Situbondo, Pemerintah Desa Trebungan—sebelum Program SOLIDER—belum memiliki data komprehensif terkait difabel di desanya. Warga difabel desa juga amat jarang sekali dilibatkan di dalam forum-forum perencanaan pembangunan di desa. Difabel hanya dilihat dari perspektif penerima bantuan-bantuan sosial saja atau peran-peran lain sebagai objek pembangunan bukan sebagai subjek pembangunan. Oleh karenanya, warga difabel desa juga tidak memiliki peranan signifikan di desa. Ini juga yang dulu dirasakan oleh Anwar Sanusi, salah satu warga difabel di Desa Trebungan.
Program SOLIDER yang diimplementasikan oleh SIGAB Indonesia dan bekerja sama dengan Yayasan PPDiS di Desa Trebungan telah berlangsung sejak medio 2022. Di desa ini pula, KDD atau Kelompok Difabel Desa sebagai wadah difabel juga telah terbentuk. Melalui program tersebut pula, pendataan difabel telah dilakukan di tahun 2022 di Desa Trebungan dan menghasilkan data difabel sejumlah 143 jiwa. Data di atas adalah data yang berhasil dihimpun oleh, salah satunya, Anwar Sanusi bersama warga difabel desa yang lainnya di tahun 2022.
Anwar Sanusi di tahun 2022 adalah salah satu pengurus KDD Trebungan. Ia bertugas di bagian pemberdayaan anggota KDD. Bersama ia, KDD Trebungan dan PPDiS mendorong beberapa perubahan di Desa Trebungan sejak tahun 2022. Beberapa perubahan signifikan tersebut adalah pembangunan bidang landai dan toilet aksesibel di Kantor Desa Trebungan. Pemerintah Desa Trebungan juga mulai melibatkan KDD Trebungan di dalam forum-forum perencanaan di desa. Bahkan, di tahun 2023, Anwar Sanusi diberi amanah untuk menjadi salah satu anggota tim penyusun RKP (Rencana Kerja Pemerintah) desa untuk tahun anggaran 2024. Melalui pengawalannya di dalam tim penyusun RKP Desa tersebut dan advis dari Yayasan PPDiS, beberapa usulan KDD Trebungan berhasil diterima dan masuk ke dalam RKP Desa Trebungan 2024. Usulan tersebut adalah penyediaan kantor sekretariat KDD Trebungan, pengadaan komputer jinjing bagi KDD Trebungan, dan pemberian alokasi dana bagi pemberdayaan difabel di Desa Trebungan.
Pada awal 2024, Pemerintah Desa Trebungan mengusulkan Anwar Sanusi untuk menjadi Fasilitator Desa Trebungan untuk Program SOLIDER yang diimplementasikan di desanya dan menggantikan Fasilitator Desa sebelumnya yang non-difabel. Pemerintah Desa Trebungan ingin agar apapun tentang difabel harus dikerjakan oleh difabel itu sendiri, termasuk peran Fasilitator Desa untuk program tersebut.
Perlahan-lahan, Anwar Sanusi pun menjalankan peran barunya sebagai Fasilitator Desa. Ia—dengan berdiskusi intensif bersama Yayasan PPDiS—mulai mendampingi KDD Trebungan untuk secara gradual bisa mandiri dan berdaya. Bersama KDD Trebungan, ia menjalankan rencana aksi KDD yakni pemberdayaan ekonomi berupa usaha katering (jasa boga) sekaligus juga melakukan pembaharuan data difabel hasil pendataan tahun 2022 silam. Ia juga secara rutin mengajak difabel yang potensial untuk aktif di dalam kepengurusan KDD Trebungan. Tak hanya itu, ia kerap kali membantu warga difabel di desanya untuk mengurusi administrasi kependudukan dan menjadi jembatan antara warga difabel desa dengan pemerintah desa. Bahkan, tak hanya warga difabel saja yang dibantunya, warga non-difabel juga acapkali dibantu olehnya.
Peranan Anwar Sanusi tak hanya berhenti di situ, ia bersama pengurus KDD Trebungan yang lain juga sering membantu Pemerintah Desa Trebungan di dalam kegiatan-kegiatan budaya di Desa Trebungan. Di tahun 2024, ia dan KDD Trebungan menjadi panitia dalam acara Festival Budaya Desa Trebungan ke-5 yang dihelat September 2024 silam. Terbaru di Desember 2024 lalu, ia dan KDD Trebungan ambil bagian dengan menyuguhkan drama yang berisi kampanye inklusi difabel di acara Pertunjukan Desa (Pertudes) Trebungan ke-2.
Anwar Sanusi juga mengikuti Sekolah GRADIASI (Gerakan Pendidikan dan Advokasi Indonesia inklusif) gelombang IX. Sekolah GRADIASI gelombang IX ini adalah semacam Short Course untuk menjadi wadah inkubasi politik dan kaderisasi aktivis difabel untuk menjadi tangguh dan siap memperjuangkan inklusivitas di berbagai sektor. Sekolah GRADIASI ini didukung oleh Pusat Rehabilitasi YAKKUM bersama Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia. Pengalaman di Sekolah GRADIASI menurutnya banyak memberikan hal-hal baru yang belum pernah ia terima sebelumnya. Selain itu, ia mengaku mendapat banyak kenalan baru di sekolah ini dan menambah jejaringnya di dalam memperjuangkan isu-isu inklusi difabel.
Di tahun 2025 ini, Anwar Sanusi makin percaya diri menjadi Fasilitator Desa. Meski, ia tidak memungkiri bahwa peran yang ia jalani sekarang tidaklah mudah. Tidak sedikit yang masih melihatnya dengan sebelah mata peranan yang ia ambil saat ini. Namun, kepercayaan dirinya kian bertambah dengan pengalaman-pengalaman yang ia kumpulkan selama Program SOLIDER. Baru-baru ini, ia berhasil mengadvokasi anggota KDD Trebungan untuk masuk ke dalam data Kelompok Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) 2025 di dalam forum Musyawarah Desa Trebungan yang digelar pada Jumat, 27 Desember 2024 lalu. Ia berhasil meyakinkan pemerintah desa untuk mengalihkan beberapa alokasi bantuan yang sebelumnya akan diterima oleh penerima yang tidak layak untuk diberikan kepada penyandang disabilitas di Desa Trebungan. Di samping itu, Anwar Sanusi juga menjadi Co-Fasilitator di acara Pelatihan Perspektif GEDSI bagi tenaga kesehatan di tiga Puskesmas di Kabupaten Situbondo yang dilaksanakan oleh Yayasan PPDiS dengan dukungan dari Program SOLIDER selama bulan Februari 2025 kemarin. Kepercayaan diri ini menjadi pondasi penting guna meningkatkan peranan difabel untuk menjadi aktor penggerak inklusi difabel dari tingkat desa.
Tidak ada komentar: